Hampir diseluruh wilayah dari berbagai
belahan dunia, sistem pemerintahan, garis keturunan keluarga selalu
didominasi oleh kaum pria. Berbeda dengan 6 kota yang dikuasai kaum
wanita ini, mereka adalah sang pemimpin, memiliki hak istimewa untuk
mengatur tata pemerintahan dan mewariskan harta kekayaan serta keturunan
secara matrilineal.
Dimana seorang anak akan meneruskan
(mengambil) garis keturunan dari sang Ibu. Apakah ini pertanda pria
dijajah wanita? Oh tentu tidak, sekali-sekali boleh dong wanita yang
jadi penguasanya, hehehe.
1. Kota Tanpa Pria di Brazil, Semua Penduduknya Wanita
Jatuh cinta dan menikah, adalah hal yang paling langka ditemukan bagi
kaum wanita di kota Noiva do Cordeiro, Brazil. Kota kecil ini dihuni
oleh 678 orang perempuan yang rata-rata memiliki paras wajah cantik.
Tapi sayangnya, tak ada satupun lelaki yang tinggal di kota tersebut.
Didirikan sejak tahun 1890 oleh Maria
Senhorina de Lima, seorang wanita yang diasingkan oleh Gereja Katolik
karena ia dituduh berzina. Tahun demi tahun berlalu, banyak wanita yang
menemani Maria dan mereka mendirikan komunitas.
Maria pun akhirnya menjadi pemimpin kota
tersebut dan semenjak itu prinsip kehidupan masyarakat di Noiva de
Cordeira tidak lagi menerima kehadiran laki-laki.
Lalu bagaimana cara kaum wanita di kota ini untuk memperoleh keturunan?
Meski pernikahan tidak dilarang, namun
ada syarat yang cukup berat. Seorang suami hanya boleh mengunjungi
istrinya sebulan sekali. Dan jika mereka nanti memiliki anak, khususnya
anak lelaki. Setelah berumur 18 tahun harus pergi angkat kaki
meninggalkan kota tersebut dan hanya diperbolehkan mengunjungi ibunya
sebulan sekali sama seperti dengan nasib ayahnya.
2. Other World Kingdom (OWK), Surganya Para Wanita
The Other World Kingdom yang berada di
wilayah Cerna, Republik Cheko, tak hanya dikenal sebagai salah satu
negara terkecil di dunia (micronation), tapi di tempat ini sendiri
sistem pemerintahan dikuasai secara penuh oleh kaum hawa.
Peranan laki-laki tak ada yang mengisi
jabatan strategis bahkan dapat dibilang untuk pekerjaan ‘biasa’ pun tak
ada. Saking mendominasinya peranan superior wanita, di Negeri ini
seorang wanita wajib mempunyai satu orang budak laki-laki. Apakah ini
sebuah realita bahwa pria benar-benar sudah dijajah oleh wanita?
Meski sempat menjadi surganya para
wanita, untungnya negara ini tidak eksis lagi, pada tahun 2008 lalu
komite dunia memaksa untuk membubarkan negara tersebut yang sudah
berdiri sejak tahun 1996, sebab ditemukan banyak pelanggaran HAM dan
diskriminasi terhadap kaum pria.
3. Suku Khasi di Meghalaya
Kaum wanita yang menjadi penguasa kota
berikutnya berada di bagian timur laut India, disuatu desa terpencil
bernama Meghalaya. Jika kita berkunjung kesana dan menyempatkan diri
untuk mampir ke rumah sakit bersalin, ada pemandangan unik yang bisa
kita lihat.
Dimana terlihat jelas, perbedaan
kelahiran bayi laki-laki dengan perempuan. Jika yang lahir adalah
laki-laki reaksi sang Ibu dan keluarganya hanya biasa saja.
Namun berbeda perlakuan jika yang lahir
adalah perempuan, mereka akan tepuk tangan dan bersuka cita sampai
membuatkan perayaan khusus untuk menyambut kehadiran bayi ‘istimewa’
tersebut.
Ditempat ini juga, bagi para laki-laki
jangan pernah berharap ada persamaan hak dan derajat. Mereka ditakdirkan
setingkat lebih rendah daripada wanita.
Meskipun kewajiban untuk mencari nafkah
tetap dilakukan oleh para pria tapi soal mengurus harta kekayaan,
kepemilikan dan hak menggunakan nama marga keturunan, wanitalah yang
berkuasa sepenuhnya. Kesimpulannya, uangmu uangku, uangku belum tentu
uangmu!
Lalu, bagaimanakah nanti dengan nasib anak-anak mereka?
Sudah jelas, anak perempuan akan
mewarisi seluruh harta kekayaan dari Ibunya terutama anak bungsu. Jika
ada keluarga yang tak memiliki anak perempuan, diwajibkan untuk
mengadopsi seorang anak perempuan, jika tidak ketika mereka nanti
meninggal dunia, seluruh harta kekayaan akan diserahkan kepada desa
adat.
4. Garo, A Chik Mande (orang bukit)
Masih berada di Meghalaya, India dan
berbatasan dengan wilayah Suku Khasi. Tak hanya mendominasi garis
keturunan serta kepemilikan harta warisan. Kaum wanita di suku Garo jauh
lebih jahat dibandingkan suku Khasi.
Dalam hal menentukan jodoh, para
wanitanya terkenal agresif dibandingkan pria, jadi jangan heran bila
disana tak ada cewek yang suka digodain oleh cowok, justru kebalikannya.
Sampai ada ritual unik mencari jodoh, yang masih dijalankan tradisinya
oleh suku Garo.
Semua laki-laki akan dikumpulkan dalam
satu tempat yang menyerupai barak. Kemudian seorang wanita akan
mendatangi satu persatu kamar dalam barak tersebut. Selanjutnya, dia
akan memilih pria mana yang pantas dijadikan suaminya, setelah ‘test
drive’ tentunya.
Adapun agama yang dianut oleh Suku Garo adalah Animisme, kepercayaan kepada makhluk halus dan roh-roh leluhur.
5. Desa Khusus Wanita di Arab Saudi, Haramkan Kehadiran Lelaki
Mirip seperti kota tanpa pria di Brazil,
sebuah desa kecil yang terletak di pinggiran Kota Skaka (Sakaka),
Provinsi Al Jawf bagian barat arab saudi. Mengharamkan kehadiran lelaki,
sebab desa itu memang diperuntukkan khusus wanita terkait dengan aturan
agama yang harus memisahkan pria dan wanita sebelum menikah.
Meski seluruh penduduknya wanita, tapi
jangan pernah berharap disini bisa bebas berekspresi semaunya. Bagi para
wanita pendatang dan ingin tinggal di desa tersebut ada peraturan berat
yang harus patuhi.
Mengharamkan wanita berpenampilan seksi
atau modis yang memperlihatkan ‘aurat’ dan harus berpakaian tertutup,
meskipun mereka sama-sama wanita.
Selain itu dilarang keras membawa
kebudayaan asing seperti menyetel musik RnB, kamera, telepon seluler
apalagi internetan, pokoknya hal-hal yang berbau kebaratan. Sebab
dianggap melanggar tradisi dan tak mencerminkan kebudayaan asli arab
saudi.
6. Suku Mosuo, Surga Wanita di Cina (Tiongkok)
Sosok laki-laki adalah kepala keluarga,
dia wajib untuk menafkahi istri dan anak-anaknya. Namun di sebuah
wilayah terpencil di Cina tepatnya disekitar Danau Lagu. Ada sebuah desa
yang dihuni oleh Suku Mosuo, dimana peran kaum wanita di desa tersebut
berbanding terbalik dengan pria.
Para wanitanya bertugas untuk mencari
nafkah sedangkan pria disibukkan dengan urusan rumah tangga dan mengurus
anak-anak. Satu hal yang paling konyol, meski memiliki anak mereka
menjalani hubungan tanpa nikah (Walking Marriages).
Dengan alasan tersebut, kehidupan wanita
disana begitu bebas, mereka sering bergonta-ganti pasangan, mencari
teman tidur sesuka hatinya dan pasangan prianya tidak boleh marah
apalagi membalas perbuatan tersebut.
Tradisi unik yang dinamakan Walking
Marriages ini, mempunyai konsep seorang wanita akan menunggu kedatangan
beberapa pria dikamarnya, bila ia mendapati pria tersebut gak keren dan
gak jago kimpoi, maka dia tinggal mengusirnya dan menunggu kedatangan
pria selanjutnya, weleh-weleh.
Para Wanita Dominasi Kota-Kota Berikut Ini, Pria Gigit Jari
Reviewed by telorcicaknews
on
7/11/2016
Rating: 5