Seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (18/8/2016), sebuah video yang dirilis aktivis pihak oposisi memperlihatkan kondisi pasca serangan udara di kota Aleppo. Dalam video yang diposting secara online oleh Aleppo Media Center, terlihat seorang bocah laki-laki yang duduk seorang diri di dalam sebuah mobil ambulans. Ekspresi wajah bocah tersebut terlihat tegang dan menerawang, sebuah pemandangan yang menyedihkan.
Anak tersebut sempat menyeka tangan di wajahnya yang tertutupi darah dan debu. Dirinya sempat melihat adanya darah yang berasal dari kepalanya lalu menyeka tangannya ke kursi ambulans yang dia duduki. Bocah ini tak menangis bahkan mengeluarkan suara sedikitpun. Foto dan video bocah malang tersebut telah diunggah dan dibagikan ribuan kali di media sosial seperti twitter dan facebook.
Khaled Khaled, anggota pertahanan sipil Suriah yang bermarkas di Aleppo mengatakan, relawan yang beroperasi di kawasan pemberontak tersebut teridentifikasi sebagai Omran Daqneesh.
"Oleh relawan, bocah malang tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat," ujar Khaled kepada Al Jazeera.
Beruntung dia hanya menderita luka ringan di bagian kepala dan dipulangkan malam itu juga.
Walau ada yang selamat, 3 orang lainnya tewas dan setidaknya 8 lainnya yang terdiri dari wanita dan anak-anak terluka akibat serangan udara yang terjadi saat itu.
Foto bocah Omran yang diberi judul "Bocah di Dalam Ambulans" ini kembali mengingatkan masyarakat dunia akan sosok Aylan Kurdi, seorang bocah lelaki asal Suriah lainnya yang jasadnya ditemukan di sebuah pantai di Tukri karena tenggelam, saat dia dan keluarganya berusaha menyeberangi Laut Mediterania dengan harapan menemukan kehidupannya kembali di Eropa.
Foto jasad Kurdi mendapat perhatian dunia tentang krisis pertumbuhan pengungsi. Sekitar 10 ribu warga Suriah nekat menempuh perjalanan berbahaya dari kampung halamannya demi mencari harapan di tanah Eropa.
Utusan khusus PBB Staffan de Mistusa menaksir setidaknya 400 ribu orang terbunuh di Suriah dalam perang saudara yang telah berlangsung selama 5 tahun tersebut. Menghilangkan setidaknya setengah dari seluruh populasi di Suriah.