Latest News

Friday, June 16, 2017

Fernanda Edianto, Karateka Termuda PON XIX 2016 Penyumbang Medali Untuk Sumatera Utara





Sepanjang Pagelaran PON yang didikuti oleh kontingen karate Sumatera Utara, baru PON XIX inilah Sumatera Utara yang berhasil meraih medali. Sosok Fernanda Edianto mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU ini dan kedua rekannya berhasil menghadiahi sumut medali perunggu untuk pertama kalinya dalam kelas kata beregu. Sungguh pencapaian yang sangat membanggakan dan memotivasi untuk seluruh atlet karate agar dapat menghadiahi Sumut dengan berbagai medali - medali lainnya dalam ajang olahraga akbar tahunan PON.
Pada PON XIX ini fernanda edianto adalah atlet termuda dari keseluruhan atlet yang bertanding di PON tahun 2016 lalu. Ini juga merupakan PON pertama yang diikuti oleh Nanda sapaanakrabnya. Bagi dirinya sendiri, bertanding di PON sebagai motivasi sendiri untuk terus berlatih lebih giat dan berusha keras untuk dapat mengikuti perlombaan di ajang lain sehingga bisa mengharumkan Indonesia khusunya Medan.


Fernanda telah memiliki banyak prestasi lain dari ajang – ajang karate yang ia geluti. Sebut saja Kejuaraan Nasional Karate  Piala Kapolri di Lampung dan Bandung tahun 2013 dan 2015 dengan raihan emas, meraih medali emas pada kejuaraan Silent Knight Cahmpionship 2013 Malaysia, raihan medali emas pada Thailand Open Karate Championship 2016, dan berbagai kejuaraan lain yang menghasilkan medali.
Awal mula karir fernanda Edianto di dunia karate semenjak ia duduk dibangku Sekolah Dasar. Waktu itu ia hanya bergabung dalam ekstrakulikuler yang diadakan sekolahnya. Namun pelatihnya melihat bakat dan potensi yang cemerlang dalam diri Nanda, dan terbukti di usianya yang masih 10 tahun, ia meraih 2 emas dan 1 medali perak pada kejuaraan pertamannya di Kejuaraan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2008.  Sampai hari ini Nanda telah mengkoleksi 33 emas, 9 perak dan 16 perunggu. Dari seluruh petandingan tingkat daerah, nasional maupun internasional.
Sang Ayah sempat berkeberatan jika Nanda menggeluti dunia karate, layaknya orang tua yang lain lebih mendukung jika anaknya lebih menekuni dan memprioritaskan pendidikan formalnya. Namun hal itu dibuktikan oleh Nanda bahwa ia juga bisa berprestasi dan membanggakan sang Ayah lewat karate dengan berbagai prestasi yang telah ia raih. Ia juga membuktikan kepada ayahnya bahwa pendidikan formal tak  semata – mata terganggu karena Karate yang ia geluti, di SMP ia selalu masuk jajaran 3 besar dikelasnya dan tak jarang dia di utus sekolahnya untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris.
Nanda Bersama Ayah dan Ibu



            Kini sang Ayah telah mendukung sepenuhnya jika Nanda bergelut di dunia Karate. Bagi Nanda dukungan kedua orang tua adalah yang terpenting terhadap prestasi yang telah ia torehkan selama ini. Kehadiran orang tuanya ketika ia bertanding menjadi semangat tersendiri yang membakar dirinya untuk pantang menyerah dan mencapai kemenangan di setiap pertandingan. Tak jarang kedua orang tuanya memberikan nasehat kepada dirinya jika ia merasa lelah dan mengembalikan semangat juangnya. Selain kedua orang tua, teman seperjuangan dalam Karate juga memiliki pengaruh yang tak kalah besar bagi dirinya. Berlatih bersama dan saling berbagi ilmu jugalah yang menghantarkannya meraih penghargaan seperti saat ini.
            Dengan hadirnya Fernanda Edianto, menjawab sudah bahwa kota Medan memiliki Atlet Potensial di bidang karate yang siap mengharumkan nama kota Medan dan Indonesia khususnya. Hal ini juga menjawab bahwa regenerasi atlet karate masih terus hadir di negeri ini dan membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah sehingga dapat menorehkan prestasi yang lebih lagi untuk Indonesia.



Comments
0 Comments

SUBSCRIBE

Berlangganan Yuk!

Daftar Melalui Email Untuk Info Terupdate Dari Telorcicak

TCNews Media