Maskot Piala Eropa 2016 pertama kali diperkenalkan pada 18 November 2014 silam. Ia muncul sebelum kick off pertandingan persahabatan antara Prancis dan Swedia di Stade Velodrome, Marseille.
Maskot tersebut menggambarkan sosok seorang anak yang memakai seragam sepakbola dengan warna yang terinspirasi bendera Prancis --biru, putih, merah-- dan jubah yang menempel di punggungnya. Nomor 16 tertera di dadanya sebagai lambang tahun penyelenggaraan turnamen.
Saat pertama kali diluncurkan, maskot tersebut belum punya nama resmi. UEFA mengajak fans di seluruh dunia untuk memilih satu di antara ketiga nama yang disediakan --Driblou, Goalix, dan Super Victor-- lewat voting di situs resminya.
Nama Super Victor kemudian mendapat suara tertinggi dengan 51.781 suara dari total 107.790 pemilih. Goalix ada di urutan kedua dengan 29.331 suara dan disusul oleh Driblou dengan 26.678 suara.
Nama Super Victor terinspirasi dari kata victory yang berarti kemenangan atau kejayaan dan super yang merujuk pada kekuatan istimewa yang dimilikinya.
Ya, Super Victor memang digambarkan sebagai seorang anak yang punya kekuatan super. UEFA menyebutnya sebagai 'separuh anak-anak, separuh superhero'.
Sebelum mendapat kekuatan ajaib, Super Victor diceritakan sebagai seorang anak biasa yang lahir di sebuah kota kecil di Prancis. Punya ayah yang juga seorang pemain sepakbola, Super Victor suka bermain bola bersama teman-temannya sejak kecil.
Suatu hari, saat sedang bermain bola di sebuah lapangan kecil bersama teman-temannya, ia menemukan peti kuno misterius di balik pagar. Peti tersebut berisi jubah, bola, dan sepatu bola. Perlengkapan itu lantas membuatnya bisa terbang dan bermain sepakbola dengan kemampuan luar biasa.
Dengan kekuatan yang dimilikinya, Super Victor ingin mengajak seluruh penggemar sepakbola di dunia untuk bersenang-senang dan merayakan seni sepakbola. Ia juga punya misi menghadirkan kegembiraan untuk semua orang dari semua kalangan.
Super Victor bisa diikuti di media sosial Twitter di akun @supervictor.
0 Comments
